Sabtu, 12 Maret 2011

UDARA, KONSUMSI UTAMA MAKHLUK HIDUP

Pentingnya udara bagi kehidupan tak dapat dipungkiri lagi, tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga sangat memerlukan kehadiran udara. Ketergantungan manusia terhadap udara dapat diibaratkan seperti, manusia sangat membutuhkan air, tetapi tidak sama dengan kebutuhan yang cenderung ketergantungan terhadap udara, manusia masih dapat bertahan hidup dengan puasa minum seharian, hanya timbul gejala dehidrasi. Sebaliknya dengan udara, manusia menahan nafasnya sehari penuh? Tidak mungkin bisa. Maksimal manusia dapat menahan nafas sekitar tiga puluh detik hingga tiga menit saja. Sehingga dapat dilihat betapa ketergantungannya manusia terhadap udara.


Udara yang biasa dikonsumsi oleh manusia terdiri dari:
Berdasarkan diagram tersebut, karbondioksida juga berada dalam udara yang biasa dihirup ke dalam tubuh, namun kadar yang diizinkan tidak boleh lebih dari 0.1 %. Bila kandungan karbondioksida melebihi batas, akan berubah menjadi toksik dalam tubuh. Sayangnya, saat ini udara di sekitar tidak lagi hanya memiliki kandungan gas seperti yang disebutkan diatas. Udara sudah tercemar berbagai unsur. Akibat dari penggunaan alat transportasi yang memiliki sisa hasil pembakaran dan dibuang ke udara terbuka, udara tercemar oleh polutan-polutan. Jenis parameter pencemar udara meliputi : Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon (HC), TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu jatuh). Tanpa disadari unsur-unsur ini terhirup oleh manusia.

Pembakaran bahan bakar bensin akan terus meningkat sebesar 6-8 % per tahun. Timah hitam atau timbal bersifat neurotoksin yang masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan akan terakumulasi sehingga bahayanya terhadap tubuh makin meningkat. Beberapa dampak timbal (Pb) terhadap kesehatan manusia antara lain: menurunkan kecerdasan (pada anak-anak), mengganggu sistem pencernaan, mengganggu fungsi ginjal, mengganggu sistem syaraf, menurunkan fertilitas, potensi timbulnya berbagai penyakit jantung, menurunkan jumlah spermatozoa, dan meningkatkan spermatozoa abnormal serta aborsi spontan.

Sebagai gambaran bagi anak-anak, penambahan kadar timbal dalam darah sebesar 10 µg per desiliter dapat mengurangi 2,5 nilai IQ. Masuknya timbal pada darah anak-anak ini melalui udara yang mereka hirup di sekitar rumah mereka ataupun lingkungan sekolah. Yang paling rentan terhadap bahaya ini merupakan anak-anak yang biasa hidup dijalanan. Hampir dapat dipastikan bahwa dampak terburuk dari adanya timbal dalam bahan bakar bensin ialah hancurnya generasi muda bangsa Indonesia.

Penelitian udara menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta pada pertengahan bulan Desember 2009 lalu lokasi-lokasi ramai kendaraan bermotor sepeti Wirobrajan, Jalan Parangtritis, simpang empat Mirota Kampus, dan kawasan disekitar Kantor Pos Besar Yogyakarta diketahui tercemar logam berat timbal. Kadar timbalnya mencapai lebih dari 2 ppm, sedangkan nilai ambang batas baku mutu yaitu 1,2 ppm. Itu berarti bahwa lokasi-lokasi tersebut kadar timbalnya telah melewati batas aman, jika dibiarkan dengan tidak dikuranginya kendaraan bermotor, tidak dapat dihindari udara Yogyakarta akan semakin terkontaminasi oleh unsur timbal serta unsur-unsur polutan lainnya. [dita|geomedia]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar