Pentingnya udara bagi kehidupan tak
dapat dipungkiri lagi, tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga sangat
memerlukan kehadiran udara. Ketergantungan manusia terhadap udara dapat
diibaratkan seperti, manusia sangat membutuhkan air, tetapi tidak sama dengan
kebutuhan yang cenderung ketergantungan terhadap udara, manusia masih dapat
bertahan hidup dengan puasa minum seharian, hanya timbul gejala dehidrasi.
Sebaliknya dengan udara, manusia menahan nafasnya sehari penuh? Tidak mungkin
bisa. Maksimal manusia dapat menahan nafas sekitar tiga puluh detik hingga tiga
menit saja. Sehingga dapat dilihat betapa ketergantungannya manusia terhadap
udara.
Udara yang biasa dikonsumsi oleh manusia terdiri dari:
Berdasarkan diagram tersebut,
karbondioksida juga berada dalam udara yang biasa dihirup ke dalam tubuh, namun
kadar yang diizinkan tidak boleh lebih dari 0.1 %. Bila kandungan
karbondioksida melebihi batas, akan berubah menjadi toksik dalam tubuh.
Sayangnya, saat ini udara di sekitar tidak lagi hanya memiliki kandungan gas
seperti yang disebutkan diatas. Udara sudah tercemar berbagai unsur. Akibat
dari penggunaan alat transportasi yang memiliki sisa hasil pembakaran dan
dibuang ke udara terbuka, udara tercemar oleh polutan-polutan. Jenis parameter
pencemar udara meliputi : Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida
(CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon
(HC), TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu jatuh). Tanpa disadari
unsur-unsur ini terhirup oleh manusia.
Pembakaran
bahan bakar bensin akan terus meningkat sebesar 6-8 % per tahun. Timah hitam atau
timbal bersifat neurotoksin yang masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan akan
terakumulasi sehingga bahayanya terhadap tubuh makin meningkat. Beberapa dampak timbal (Pb) terhadap kesehatan manusia
antara lain: menurunkan kecerdasan (pada anak-anak), mengganggu sistem pencernaan,
mengganggu fungsi ginjal, mengganggu sistem syaraf, menurunkan fertilitas,
potensi timbulnya berbagai penyakit jantung, menurunkan jumlah
spermatozoa, dan meningkatkan spermatozoa abnormal serta aborsi spontan.
Sebagai
gambaran bagi anak-anak, penambahan kadar timbal dalam darah sebesar 10 µg per
desiliter dapat mengurangi 2,5 nilai IQ. Masuknya timbal pada darah anak-anak
ini melalui udara yang mereka hirup di sekitar rumah mereka ataupun lingkungan
sekolah. Yang paling rentan terhadap bahaya ini merupakan anak-anak yang biasa
hidup dijalanan. Hampir dapat dipastikan bahwa dampak terburuk dari adanya
timbal dalam bahan bakar bensin ialah hancurnya generasi muda bangsa Indonesia.
Penelitian
udara menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta pada pertengahan
bulan Desember 2009 lalu lokasi-lokasi ramai kendaraan bermotor sepeti
Wirobrajan, Jalan Parangtritis, simpang empat Mirota Kampus, dan kawasan disekitar Kantor Pos Besar Yogyakarta diketahui
tercemar logam berat timbal. Kadar timbalnya mencapai lebih dari 2 ppm,
sedangkan nilai ambang batas baku mutu yaitu 1,2 ppm. Itu berarti bahwa
lokasi-lokasi tersebut kadar timbalnya telah melewati batas aman, jika
dibiarkan dengan tidak dikuranginya kendaraan bermotor, tidak dapat dihindari
udara Yogyakarta akan semakin terkontaminasi oleh unsur timbal serta
unsur-unsur polutan lainnya. [dita|geomedia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar