Sabtu, 12 Maret 2011

DI BALIK AKREDITASI A


Mampukah akreditasi menjadi cerminan kondisi fakultas kita?

 Akreditasi perguruan tinggi dimaksudkan untuk menilai kualitas institusi, melalui pengukuran terhadap beberapa aspek antara lain: manajemen, proses pembelajaran, staf, produktivitas program studi , fasilitas pendukung, relevansi penyelenggaraan program studi ,jaminan mutu, input, serta output.  Akreditasi ini dilakukan mulai dari tingkat fakultas, kemudian ke tingkat prodi. Geografi sendiri memperoleh akreditasi A, baik untuk prodi Geografi Ilmu Lingkungan (GEL) maupun Kartografi dan Penginderaan Jauh (KPJ).

Akreditasi berlaku selama lima tahun sejak ditetapkannya Surat Keputusan dan dilakukan oleh tim penilai. Tim penilai atau sering disebut tim assesor ini merupakan bentukan dari Badan Akreditasi Nasional (BAN). Tim asessor terdiri dari dua orang yang berasal dari perguruan tinggi yang berbeda dan berpangkat IVA. Ada 3 dokumen yang harus dikirimkan sebagai tahapan awal akreditasi, yaitu portofolio institusi, borang dan evaluasi diri. Ketiganya terlebih dahulu dikirimkan ke tim penilai, kemudian akan ditinjau kelayakannya. Kelayakan dalam hal ini berarti memenuhi syarat yang ditentukan. Bila dokumen yang diajukan termasuk layak, maka tahapan selanjutnya adalah visitasi. Pada tahapan ini tim penilai meninjau langsung ke universitas yang akan diakreditasi.


Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si, M.Si., Sekretaris Prodi GEL menjelaskan, untuk mencapai tahapan itu semua yang terpenting adalah tertib administrasi. “Assesor itu menuntut bukti tertulis, jadi kita harus bisa membuktikan secara tertulis apa yang kita ajukan.” tuturnya.  Tahap persiapan menuju proses akreditasi memerlukan waktu yang tidak sedikit, bahkan menguras tenaga dan pikiran. “Jika akreditasi kita buruk, itu sangat berpengaruh untuk alumni. Akreditasi sangat diperlukan untuk melamar pekerjaan. Kebanyakan institusi, terutama institusi pemerintahan seringkali mempertimbangkan di mana si pelamar belajar, dan apa akreditasinya,” tegas Sri Rum.

Walaupun telah mendapatkan predikat sempurna untuk akreditasi, tidak dipungkiri bahwa masih terdapat kekurangan di sana-sini dalam penyelenggaraan pembelajaran di lingkup Fakultas Geografi. Salah satu masalah terbesar yang belum kunjung usai di fakultas ini adalah kurangnya ruang pembelajaran, kurangnya ruang terbuka hijau (RTH), serta sistem dokumentasi kegiatan yang belum begitu baik. “Kita juga mengakui kekurangan kita terkait ruang, dan hal ini kita tuliskan dalam evaluasi diri,” lanjut wanita yang akrab disapa Bu Rum ini. Senada dengan Sri Rum, Drs. R. Suharyadi, M.Sc sebagai Kepala Prodi Kartografi Pengideraan Jauh menyatakan, “Kelemahan kita terletak pada jumlah ruangan dan dokumentasi kegiatan. Tak hanya kegiatan akademik, namun juga kegiatan mahasiswa harus mempunyai bukti tertulis bahwa mereka telah menyelenggarakan suatu kegiatan.”

Ketiga kekurangan di Fakultas kita ternyata menjadi sorotan tersendiri bagi beberapa mahasiswa Fakultas Geografi. Panji dan Yesse (GEL’07) misalnya, menyatakan bahwa akreditasi A belum terlalu sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Ruang kuliah yang jumlahnya sedikit, sering mengharuskan mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dalam kelas besar yang tidak kondusif. Bahkan, proses kuliah blok yang diselenggarakan di salah satu prodi mengharuskan kuliah harus dilaksanakan di fakultas tetangga, yaitu Fakultas Pertanian, akibat kurangnya fasilitas ruang. Mereka juga mengeluhkan akses yang sulit untuk mendapatkan materi kuliah, “Data-data yang berkaitan dengan materi kuliah harusnya juga sudah disediakan disini, jadi kita tidak perlu keluar fakultas untuk mendapatkannya,” keluh mereka.

Menurut Izuddin (PW ’08), puas tidaknya mahasiswa dengan akreditasi A tergantung masing-masing pribadi memandangnya, karena kepuasan memang relatif. Mahasiswa yang aktif sebagai anggota BEM-KM FGE ini juga menyatakan bahwa akreditasi sangat membantu para alumni untuk memperoleh pekerjaan. Namun dia juga menyayangkan satu hal yang lagi-lagi adalah masalah ruangan. Mahasiswa harus mengikuti kuliah di fakultas lain untuk beberapa matakuliah dari luar fakultas geografi, Padahal, menurutnya, kuliah akan lebih kondusif jika tetap diadakan di Fakultas Geografi. “Fakultas kita bisa mendatangkan pendidik dari fakultas lain untuk datang ke tempat kita,bukan kita yang datang ke fakultas mereka. Selain lebih nyaman, waktu yang digunakan juga lebih efisien,” jelasnya.

Akreditasi merupakan perwujudan usaha semua civitas akademika. Seperti disampaikan Sri Rum, akreditasi tidak hanya ditentukan oleh dosen dan mahasiswa. Civitas akademika lainnya juga turut berpengaruh, termasuk juga laboran yang mengurusi berbagai laboratorium di Fakultas Geografi. Meskipun demikian, proses serta tahapan yang dilalui dalam akreditasi tidak banyak diketahui. Jumari, salah seorang laboran di Laboratorium Geomorfologi mengaku tidak mengetahui apapun mengenai bagaimana proses akreditasi. “Saya hanya dimintai data-data, misalnya apa saja kegiatan dan praktikum di laboratorium.”, jelasnya.”Saya kurang tahu tentang akreditasi, apakah baik atau buruk,” ungkap Jumari.

Walaupun dari sisi fasilitas masih belum memuaskan, menurut Suharyadi, dalam sisi akademik Fakultas Geografi telah mengalami peningkatan. “Kualitas lulusan mahasiswa kita saya rasa cukup baik. Dibuktikan dengan masa tunggu yang relatif singkat dalam mendapatkan pekerjaan. Rata-rata kurang dari satu tahun,”ungkapnya. Lama masa studi pun semakin cepat. Suharyadi menambahkan,”Pada tahun 2003, masa studi rata-rata di prodi KPJ adalah 7,4 tahun. Sekarang menjadi sekitar lima tahun saja. Bahkan pada prodi lain sudah ada yang mencapai empat tahun saja.”

Tak banyak yang tahu bagaimana proses akreditasi berlangsung. Berbagai pandangan mengenai akreditasi memang selalu berbeda antara masing-masing orang. Namun, cerminan akreditasi A yang diperoleh Fakultas Geografi sendiri diharapkan mampu menciptakan kepuasan bagi semua pihak. Tak hanya fasilitas, akses yang mudah juga harus terus ditingkatkan agar akreditasi A benar-benar dirasakan oleh semua civitas akademika Fakultas Geografi. [Marul,RatihIgeomedia]

1 komentar:

  1. Dan hari ini, ruangan pun masih menjadi cerita bagi mahasiswa pejalan kaki dan pesepeda untuk menuju sekip rumah sakit hewan Demi geografi. Ditahun ini juga Fakultas Geografi akan membuktikan kembali Akreditasnya apakah masih A atau . . . Semoga A :)

    BalasHapus