Mampukah
akreditasi menjadi cerminan kondisi fakultas kita?
Akreditasi perguruan tinggi dimaksudkan untuk menilai kualitas
institusi, melalui pengukuran terhadap beberapa aspek antara lain: manajemen,
proses pembelajaran, staf, produktivitas program studi , fasilitas pendukung, relevansi
penyelenggaraan program studi ,jaminan mutu, input, serta output. Akreditasi ini dilakukan mulai dari tingkat
fakultas, kemudian ke tingkat prodi. Geografi sendiri memperoleh akreditasi A,
baik untuk prodi Geografi Ilmu Lingkungan (GEL) maupun Kartografi dan
Penginderaan Jauh (KPJ).
Akreditasi berlaku
selama lima tahun sejak ditetapkannya Surat Keputusan dan dilakukan oleh tim
penilai. Tim penilai atau sering disebut tim assesor ini merupakan bentukan
dari Badan Akreditasi Nasional (BAN). Tim asessor terdiri dari dua orang yang
berasal dari perguruan tinggi yang berbeda dan berpangkat IVA. Ada 3 dokumen
yang harus dikirimkan sebagai tahapan awal akreditasi, yaitu portofolio
institusi, borang dan evaluasi diri. Ketiganya terlebih dahulu dikirimkan ke
tim penilai, kemudian akan ditinjau kelayakannya. Kelayakan dalam hal ini
berarti memenuhi syarat yang ditentukan. Bila dokumen yang diajukan termasuk
layak, maka tahapan selanjutnya adalah visitasi. Pada tahapan ini tim penilai
meninjau langsung ke universitas yang akan diakreditasi.
Dr. Sri Rum
Giyarsih, S.Si, M.Si., Sekretaris Prodi GEL menjelaskan, untuk mencapai tahapan
itu semua yang terpenting adalah tertib administrasi. “Assesor itu menuntut
bukti tertulis, jadi kita harus bisa membuktikan secara tertulis apa yang kita
ajukan.” tuturnya. Tahap persiapan
menuju proses akreditasi memerlukan waktu yang tidak sedikit, bahkan menguras
tenaga dan pikiran. “Jika akreditasi kita buruk, itu sangat berpengaruh untuk
alumni. Akreditasi sangat diperlukan untuk melamar pekerjaan. Kebanyakan
institusi, terutama institusi pemerintahan seringkali mempertimbangkan di mana
si pelamar belajar, dan apa akreditasinya,” tegas Sri Rum.
Walaupun telah
mendapatkan predikat sempurna untuk akreditasi, tidak dipungkiri bahwa masih
terdapat kekurangan di sana-sini dalam penyelenggaraan pembelajaran di lingkup
Fakultas Geografi. Salah satu masalah terbesar yang belum kunjung usai di
fakultas ini adalah kurangnya ruang pembelajaran, kurangnya ruang terbuka hijau
(RTH), serta sistem dokumentasi kegiatan yang belum begitu baik. “Kita juga
mengakui kekurangan kita terkait ruang, dan hal ini kita tuliskan dalam
evaluasi diri,” lanjut wanita yang akrab disapa Bu Rum ini. Senada dengan Sri
Rum, Drs. R. Suharyadi, M.Sc sebagai Kepala Prodi Kartografi Pengideraan Jauh
menyatakan, “Kelemahan kita terletak pada jumlah ruangan dan dokumentasi
kegiatan. Tak hanya kegiatan akademik, namun juga kegiatan mahasiswa harus
mempunyai bukti tertulis bahwa mereka telah menyelenggarakan suatu kegiatan.”
Ketiga kekurangan di
Fakultas kita ternyata menjadi sorotan tersendiri bagi beberapa mahasiswa
Fakultas Geografi. Panji dan Yesse (GEL’07) misalnya, menyatakan bahwa
akreditasi A belum terlalu sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Ruang kuliah
yang jumlahnya sedikit, sering mengharuskan mahasiswa mengikuti proses
pembelajaran dalam kelas besar yang tidak kondusif. Bahkan, proses kuliah blok
yang diselenggarakan di salah satu prodi mengharuskan kuliah harus dilaksanakan
di fakultas tetangga, yaitu Fakultas Pertanian, akibat kurangnya fasilitas
ruang. Mereka juga mengeluhkan akses yang sulit untuk mendapatkan materi
kuliah, “Data-data yang berkaitan dengan materi kuliah harusnya juga sudah
disediakan disini, jadi kita tidak perlu keluar fakultas untuk
mendapatkannya,” keluh mereka.
Menurut Izuddin
(PW ’08), puas tidaknya mahasiswa dengan akreditasi A tergantung masing-masing
pribadi memandangnya, karena kepuasan memang relatif. Mahasiswa yang aktif
sebagai anggota BEM-KM FGE ini juga menyatakan bahwa akreditasi sangat membantu
para alumni untuk memperoleh pekerjaan. Namun dia juga menyayangkan satu hal
yang lagi-lagi adalah masalah ruangan. Mahasiswa harus mengikuti kuliah di
fakultas lain untuk beberapa matakuliah dari luar fakultas geografi, Padahal,
menurutnya, kuliah akan lebih kondusif jika tetap diadakan di Fakultas
Geografi. “Fakultas kita bisa mendatangkan pendidik dari fakultas lain untuk
datang ke tempat kita,bukan kita yang datang ke fakultas mereka. Selain lebih
nyaman, waktu yang digunakan juga lebih efisien,” jelasnya.
Akreditasi
merupakan perwujudan usaha semua civitas akademika. Seperti disampaikan Sri Rum,
akreditasi tidak hanya ditentukan oleh dosen dan mahasiswa. Civitas akademika
lainnya juga turut berpengaruh, termasuk juga laboran yang mengurusi berbagai
laboratorium di Fakultas Geografi. Meskipun demikian, proses serta tahapan yang
dilalui dalam akreditasi tidak banyak diketahui. Jumari, salah seorang laboran di
Laboratorium Geomorfologi mengaku tidak mengetahui apapun mengenai bagaimana
proses akreditasi. “Saya hanya dimintai data-data, misalnya apa saja kegiatan
dan praktikum di laboratorium.”, jelasnya.”Saya kurang tahu tentang akreditasi,
apakah baik atau buruk,” ungkap Jumari.
Walaupun dari sisi
fasilitas masih belum memuaskan, menurut Suharyadi, dalam sisi akademik
Fakultas Geografi telah mengalami peningkatan. “Kualitas lulusan mahasiswa kita
saya rasa cukup baik. Dibuktikan dengan masa tunggu yang relatif singkat dalam
mendapatkan pekerjaan. Rata-rata kurang dari satu tahun,”ungkapnya. Lama masa
studi pun semakin cepat. Suharyadi menambahkan,”Pada tahun 2003, masa studi
rata-rata di prodi KPJ adalah 7,4 tahun. Sekarang menjadi sekitar lima tahun
saja. Bahkan pada prodi lain sudah ada yang mencapai empat tahun saja.”
Tak banyak yang tahu bagaimana proses akreditasi
berlangsung. Berbagai pandangan mengenai akreditasi memang selalu berbeda
antara masing-masing orang. Namun, cerminan akreditasi A yang diperoleh
Fakultas Geografi sendiri diharapkan mampu menciptakan kepuasan bagi semua
pihak. Tak hanya fasilitas, akses yang mudah juga harus terus ditingkatkan agar
akreditasi A benar-benar dirasakan oleh semua civitas akademika Fakultas
Geografi. [Marul,RatihIgeomedia]
Dan hari ini, ruangan pun masih menjadi cerita bagi mahasiswa pejalan kaki dan pesepeda untuk menuju sekip rumah sakit hewan Demi geografi. Ditahun ini juga Fakultas Geografi akan membuktikan kembali Akreditasnya apakah masih A atau . . . Semoga A :)
BalasHapus