Sabtu, 12 Maret 2011

Fakultas Geografi Bebas Asap Rokok. Mungkinkah?


Suatu keharusan bagi Fakultas Geografi sebagai pelopor dan produk lingkungan ini untuk selalu menjaga dan menyikapi segala ketidakpedulian terhadap lingkungan. Ketenaran Fakultas Geografi sebagai pencetus environment friendly campus sudah tidak diragukan lagi. Hal ini tentu saja dibarengi dengan pemikiran orang bahwa geografiwan sudah sepantasnya peduli dan cinta lingkungan.

Namun pada kenyataannya, Fakultas Geografi belum bisa membenahi pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap rokok. Dari berbagai sudut di luar ruangan seperti kantin, halaman, selasar, dan gazebo fakultas dapat ditemui kepulan asap yang sangat tidak bersahabat. Adanya tulisan larangan merokok di lingkungan fakultas masih menjadi formalitas belaka. Terlebih larangan tersebut hanya untuk ruangan ber-AC saja. Hal ini sama sekali tidak sesuai dengan fakultas geografi sebagai environment friendly campus.


Mengapa fakultas yang menyatakan diri sebagai pelopor environment friendly campus justru tidak menunaikan kewajibannya untuk memperhatikan area bebas asap rokok yang jelas-jelas sangat mengganggu lingkungan? Justru Fakultas lain seperti Fakultas Kedokteran dan Farmasi telah berani dengan tegas mengharamkan wilayah kampusnya dihinggapi asap rokok.

Memang banyak sekali tanggapan “Ya iyalah..namanya juga kedokteran! Masa boleh ngerokok?” Lalu bagaimana dengan tanggapan beberapa mahasiswa bukan geografi yang menyesalkan “ Masa di kampus geografi boleh ngrokok sih? Katanya cinta lingkungan?” Pernyataan-pernyataan ringan yang sebenarnya patut untuk didengarkan.

Dari hasil testimoni mahasiswa geografi non-perokok, mereka sangat menyayangkan tidak adanya larangan tegas bagi perokok aktif. Environment friendly campus yang telah disandang fakultas geografi inii seolah sekedar wacana dan formalitas spanduk belaka. Selain itu, tidak adanya sanksi bagi perokok pada daerah yang bertuliskan larangan rokok makin membuat kesal saja.

Pernyataan bahwa fakultas geografi sebagai kawasan bebas asap rokok sebenarnya disetujui oleh beberapa mahasiswa perokok. Mereka umumnya enggan untuk mematikan rokok di lingkungan fakultas karena tidak adanya larangan merokok. Jika ada larangan untuk membuang asap, mereka dengan senang hati mau mematikan rokok mereka dan memilih meninggalkan area fakultas bila akan merokok.

Hal ini tentu saja dapat menjadi pertimbangan untuk menegaskan larangan merokok di area fakultas geografi. Dengan demikian fakultas geografi sebagai environment friendly campus sudah benar-benar  berkomitmen untuk mempertahankan gelar tersebut meskipun masih perlu adanya pembenahan lingkungan fakultas lainnya. [murniIgeomedia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar